Akan ada banyak katalis positif tahun ini yang bakal menopang laju IHSG hingga mampu menembus level 7.000 pada akhir tahun ini. Mengutip dari Bisnis.com, Indo Premier Sekuritas memperkirakan kenaikan 16%-20% pertumbuhan laba bersih per saham (Earninf per Share/EPS).
Meskipun perkiraan EPS itu lebih rendah daripada proyeksi sebelumnya, yakni sebesar 27 persen – 29 persen. Indo Premier Sekuritas memperkirakan laju IHSG akan ditopang dari sisi ekspansi sejumlah indikator seperti jumlah uang beredar (M2), likuiditas tinggi, dan era suku bunga rendah.
Sektor Penopang IHSG
“Target IHSG kami 7.100 untuk 2021 dengan sektor pilihan yaitu perbankan, telekomunikasi, infrastruktur termasuk properti, dan komoditas. Risiko utama tahun ini adalah proses vaksinasi yang tak terlalu cepat,” tulis Jovent dalam riset terbaru, dikutip Selasa (12/1/2021).
Apabila IHSG mampu menyentuh 7.100 pada akhir tahun nanti, hal itu mencerminkan kenaikan sebesar 11,02 persen dibandingkan posisi Selasa (12/1/2021) pada level 6.395.
Jovent mengingatkan bahwa pergerakan IHSG selalu melaju setelah terjadi krisis. Selain dari krisis moneter pada 1997—1998, IHSG belum pernah membukukan imbal hasil negatif selama dua tahun berturut-turut.
IHSG selalu rebound pada tahun setelah terjadi krisis seperti pada 2009 (87 persen) setelah krisis keuangan global 2008 (-51 persen) dan pada 2014 (22 persen) setelah krisis taper tantrum pada 2013 (-1 persen).
Begitu pula pada 2016 (15 persen) ketika pada tahun sebelumnya yaitu 2015 (-12 persen) IHSG tertekan akibat kenaikan harga bahan bakar, dan tentu pada 2019 juga terjadi rebound sebesar 2 persen setelah pada 2018 (-3 persen) pecah perang dagang AS—China.
“Jika melihat sejarah, kami perkirakan IHSG akan mampu berbalik positif tahun ini. Pemulihan EPS, likuiditas yang cukup bersamaan dengan suku bunga rendah, dan vaksinasi menjadi katalis utama tahun ini,” jelas Jovent.
Pemerintah Indonesia telah mengamankan 330 juta dosis vaksin untuk 2021 dan 97 juta dosis untuk 2022. Vaksin itu sebagian besar berasal dari Sinovac sebesar 29 persen.
Adapun, proses vaksinasi rencananya akan dimulai hari ini Rabu (13/1/2021) dengan prioritas utama diberikan kepada pekerja bidang kesehatan. Sedangkan vaksin untuk masyarakat umum baru akan diberikan pada April 2020 dan akan selesai menjelang akhir tahun.
Baca juga: To The Moon! Saham BRIS Melesat 23,6%