Pada penutupan perdagangan Selasa (26/1) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lagi-lagi anjlok parah 1,89% parkir pada level 6.140,17. Jadi, IHSG melanjutkan koreksinya selama 4 hari berturut-turut.
Tercatat investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 249 miliar di pasar reguler yang nilai transaksinya mencapai Rp 17,6 triliun. Adapun 94 saham naik, 395 terkoreksi, sisanya 138 stagnan.
Banyak Saham yang Ambruk Parah
Menilik perdagangan kemarin tercatat 83 emiten terkoreksi di level terendah yang diizinkan oleh regulator alias ARB atau mendekati ARB dengan koreksi lebih dari 6%. ARB adalah auto reject bawah dengan maksimal penurunan dalam sehari 7%.
Hal ini tentu saja mengingatkan para investor ketika pasar anjlok parah dan menyentuh level ARB selama berhari-hari Maret silam.
Saat itu terjadi ARB berkali-kali atas sejumlah saham karena ketakutan akan ketidakpastian virus corona. Meskipun berbeda dengan saat itu, di mana saham-saham berkapitalisasi pasar raksasa juga ikut tumbang ke level ARB sedangkan saat ini hanya saham-saham berkapitalisasi pasar menengah yang terpantau ambruk.
Lantas Saham Apa Saja yang Ambruk?
Sejumlah saham yang sampai ARB dan mendekati ARB di antaranya saham dengan transaksi terjumbo pada perdagangan kemarin. Yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang anjlok 6,97% serta sister company-nya PT Timah Tbk (TINS) terkoreksi 6,73%.
Saham blue chip yang anjlok hingga ARB termasuk PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), empat BUMN Konstruksi yang semuanya anjlok mendekati ARB.
Selain itu, ada juga saham properti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), peritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) serta duo saham semen dan beton yakni PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) juga tidak lupa mengisi daftar ARB ini.
Tidak lupa tentunya empat saham farmasi yang sempat menjadi idola para investor ritel karena harganya yang melesat kencang ikut ambruk hingga ARB. Yakni PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Phapros Tbk(PEHA), dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).
Selanjutnya dari saham batu bara. Yakni PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) yang juga anjlok ke level terendahnya. Ada pula maskapai nasional PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), duo perusahaan otomotif grup Salim, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS).
Dari sektor agrikultur juga ikut berkontribusi menyumbangkan emiten ARB yakni PT Eagle High Plantations Tbk(BWPT) dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS).
Selain emiten-emiten yang sudah disebutkan di atas masih banyak lagi nama-nama besar lain yang terpaksa terkoreksi parah pada perdagangan kemarin.
Sumber: CNBC Indonesia
Baca juga: Gokil! Tiga Saham Farmasi Dijual di e-Commerce OLX