Ada cara baru yang membuat Anda bisa untung ratusan juta di tengah pandemi covid-19 ini. Anda bisa menjual umbi porang dengan mengekspornya ke Cina.
Dilansir CNBC Indonesia, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sempat melepas ekspor produk tanaman tersebut ke Cina dengan total tak kurang dari 60 ton, atau setara Rp1,2 miliar. Kini, tanaman tersebut dikabarkan sedang populer di Cina.
Porang atau disebut juga Iles-iles merupakan tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Tanaman ini diklaim mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat pangan. Seperti diketahui, karbohidrat adalah komponen yang terkandang pada umbi porang yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar dan gula reduksi.
Di Indonesia sendiri, Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang tengah menggalakkan pengembangan tanaman Porang ini. Kementan pun memberikan perhatian khusus bagi kegiatan budidaya Porang di sana.
Direktur Aneka Kacang dan Umbi Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Amiruddin Pohan menyebut tanaman Porang bukanlah jenis tanaman pangan yang baru ditemukan di Indonesia. Menurutnya, tanaman ini sudah bertahun lamanya ditanam oleh masyarakat, dan pemerintah baru kali ini turut membantu meningkatkan produksinya, mengingat pangsa pasarnya sudah ada.
“Porang memiliki potensi sebagai tanaman ekspor, yang sampai saat ini bahan bakunya masih sangat kurang. kran ekspor terhadap porang terbuka lebar saat ini. Untuk sementara, yang diekspor itu berbentuk chips dan tepung. Karenanya kami berharap komoditi ini menjadi sumber ekonomi baru bagi petani. Khususnya di Sulsel,” kata Amiruddin dilansir CNBC Indonesia.
Bisa Untung Ratusan Juta dari Porang Asal Didukung Pemda
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, Lies F Nurdin yang turut meninjau pusat pengembangan tanaman porang di Baddoka mengatakan tanaman tersebut sangat bermanfaat. Jika dimaksimalkan dan mendapatkan dukungan Pemerintah Daerah, maka juga bisa menghasilkan keuntungan.
Menurutnya, sebagian masyarakat belum familiar dengan jenis tanaman Porang ini. Selain Cina, tanaman ini juga diminati oleh masyarakat Jepang.
“Makanan ini low karbohidrat, sehingga sangat bagus untuk penderita diabetes,” kata Lies.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel, Andi Ardin Tjatjo turut menjelaskan, Porang dan Talas Satoimo bakal dikembangkan menjadi komoditi ekspor. Kedua jenis tanaman ini menurutnya juga bisa dijadikan sumber ketahanan pangan keluarga.
Khusus tanaman Porang, sudah ada di sepuluh kabupaten sebagai daerah sentra pengembangan. Mulai dari Bone, Soppeng, Wajo, Pinrang, dan hampir di semua daerah di Luwu.
“Untuk talas satoimo produksinya belum besar. Baru sekitar 20 hingga 30 hektare per kabupatennya. Sedangkan porang sudah berkembang baik, karena hampir semua kabupaten sudah menanam. Harga porang cukup kompetitif. Saat ini sekitar Rp 9 ribu per kilogram. Jika populasinya dalam satu hektare, 40 ribu, dan satu tanaman menghasilkan 2 kilogram, maka hasilnya Rp 720 juta diperoleh dalam delapan bulan,” kata Andi Ardin.
Ikuti kami di Instagram dan Twitter, gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Trader di Indonesia