Setiap orang yang melakukan investasi pasti ingin memperoleh keuntungan besar dengan nilai modal yang semakin bertambah entah menggunakan investasi jangka panjang ataupun produk investasi jangka pendek.
Hanya saja, tetap diperlukan sebuah strategi tepat untuk bisa meningkatkan nilai dana yang ditanamkan.
Salah satu caranya adalah diversifikasi, strategi investasi yang masih direkomendasikan para pakar.
Apa itu Diversifikasi Investasi?
Diversifikasi merupakan sebuah istilah yang sudah sangat dikenal oleh para investor, yang memiliki arti keberagaman investasi.
Ada satu perumpamaan yang sering dikaitkan dengan diversifikasi, yaitu jangan meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang.
Artinya adalah jika kamu ingin melakukan investasi, maka janganlah berinvestasi pada satu instrumen saja.
Pada dasarnya investor menciptakan sebuah portfolio yang beragam demi menghindari kerugian.
Diversifikasi Portofolio Mengurangi Risiko Investasi
Sebagai contohnya adalah saham yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan.
Apabila nilai saham perusahaan terus mengalami penurunan ataupun melemah, maka investasi kamu pun akan turut melorot dan nilai investasi juga tidak akan berkembang.
Bila kamu memisahkan investasi dengan membeli dua saham dari perusahaan yang berbeda, maka hal tersebut akan mengurangi resiko terjadinya kerugian dana nilai portfolio ataupun investasi akan aman.
Dengan kata lain, diversifikasi adalah strategi dalam menempatkan dana investasi ke dalam instrumen yang berbeda.
Yang dimaksud dengan instrumen disini adalah likuiditasnya, resiko, dan potensi returnnya. Sebagai contohnya adalah potensi return investasi dalam saham akan berbeda dengan obligasi.
Pada dasarnya nilai return dari saham lebih besar jika dibandingkan dengan obligasi.
Hanya saja tetap resiko berinvestasi dalam saham juga jauh lebih besar dibandingkan dengan obligasi.
Hal ini disebabkan karena fluktuasi dari harga saham lebih besar sehingga resiko lebih besar.
Selain itu, likuiditas yang dimaksud disini adalah kemudahan untuk menjual dan membeli sebuah instrumen untuk berinvestasi.
Contoh yang paling tepat disini adalah properti. Jika kamu membuat iklan tentang properti atau rumah kamu, maka belum tentu rumah tersebut akan langsung terjual.
Bisa saja terjualnya besok, minggu atau bulan depan.
Sedikit berbeda dengan saham yang bisa saja diperdagangkan hari itu juga bila memang diinginkan dan bisa memperoleh keuntungan langsung hari itu juga.
Sesuai dengan karakter instrumen yang berbeda-beda, seorang investor perlu melakukan strategi diversifikasi.
Mengapa hal itu sangat dibutuhkan?
Pada kenyataannya, setiap orang ingin nilai investasi yang diinginkan terus bertambah namun ada kalanya juga tidak.
Bila kamu memilih jenis investasi saham atau reksadana, maka investasi juga bisa menurun karena disebabkan oleh krisis subprime mortgage yang sering terjadi di Amerika Serikat. Lain ceritanya jika kamu meletakkan dana dalam bentuk emas ataupun reksadana pasar uang.
Kerugian yang mungkin diterima tidak sebesar bila dibandingkan dengan meletakkan seluruh investasi di saham.
Jika diibaratkan, diversifikasi bisa dikatakan seperti memasak dimana bahan makanan yang akan dimasukkan telah diukur dalam takaran tertentu sehingga nantinya akan menghasilkan sebuah masakan yang lezat.
Namun tidak semua bahan makanan bisa dimasukkan karena nantinya akan menyebabkan rasa menjadi tidak enak.
Hal yang sama juga berlaku untuk diversifikasi dimana apabila kamu terlalu banyak memecah dana investasi pada instrumen yang berbeda-beda, maka belum tentu hasilnya akan mengaggumkan dan memuaskan .